Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2024

Categorie(s):
   Skripsi
Author(s):
   Nefsari, Novia
Advisor:
Putri, Nita Tri
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Perilaku, Merokok, Remaja
DOI:
-
Abstract :
Perilaku merokok khusunya pada usia remaja mengalami peningkatan
berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh (Kemenkes RI, 2022) bahwa sebanyak 2%
remaja baik laki-laki maupun perempuan positif sebagai pecandu rokok. Hal ini
menyebabkan Indonesia merupakan negara dengan konsumsi rokok terbesar ketiga di
dunia. Sedangkan tahun 2024 di Sumatera barat pada tahun 2021 30,50% menurun pada
tahun 2022 menjadi 30,27% dan meningkat kembali menjadi 30,42% pada tahun 2023.
Sedangkan berdasarkan data dinas kesehatan kabupaten Pesisir Selatan tahun 2024
remaja merokok tahun 2022 umur 10-14 tahun 310 dan umur 15-19 tahun 477 remaja,
meningkat pada tahun 2023 umur 10-14 tahun 462 dan umur 15-19 tahun 513 remaja.
Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan bulan januari 2025 di wilayah
kerja kecamatan Sutera. Sampel penelitian adalah 38 orang remaja laki-laki.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner dan dianalisa
menggunakan Analisis Univariat dan Bivariat menggunakan uji Chi-Square.
Hasil uji statistik terdapat hubungan yang signifikan antara sikap (p = 0,022),
pengaruh keluarga (p = 0,023), pengaruh teman sebaya (p = 0,003), stress (p = 0,024),
dengan perilaku merokok, dan tidak terdapat hubungan yang signifikan anatara istitahat
dan tidur (p = 0,944) dengan perilaku merokok.
Kesimpulan terdapat hubungan antara sikap, pengaruh keluarga, pengaruh
teman sebaya, stress terhadap perilaku merokok, dan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara istirahat dan tidur dengan perilaku merokok. Disarankan
kepada petugas kesehatan di wilayah kerja Kecamatan Sutera perlu melakukan
meningkatkan edukasi tentang bahaya merokok dengan pendekatan yang
membentuk sikap negatif terhadap rokok, misalnya melalui kampanye anti-rokok,
konseling pribadi dan menjadi motivator yang baik kepada remaja sehingga dapat
meningkatkan kesehatan pada remaja.
Download From Google Drive