Analisis Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Sijunjung Tahun 2024

Categorie(s):
   Tesis
Author(s):
   Wandri, Ferimen
Advisor:
Hasnita, Evi
Adriani
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Stunting, Faktor Risiko, Balita.
DOI:
-
Abstract :
Menurut Survei Status Gizi Indonesia 2022, prevalensi stunting di Kabupaten
Sijunjung adalah tertinggi keempat di Sumatera Barat dengan persentase 30%. Angka
tersebut terus meningkat setiap tahunnya hingga di 2024 menjadi prevalensi stunting
tertinggi dengan capaian 15,4%. Tujuan penelitian mengetahui Analisis Faktor
Risiko Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Sijunjung Tahun 2024. Jenis
penelitian mixed method, penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control.
Sampel berjumlah 100 orang dengan teknik proporsional random sampel.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data dengan univariat, bivariat
dan multivariat. Penelitian kualitatif terdiri dari 8 informan yaitu kepala dinas
kesehatan, kesga gizi, kepala puskesmas, koordinator program gizi, wali nagari dan
ibu balita. Analisa data dengan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan.
Hasil uji chi square didapatkan ada hubungan yang bermakna antara riwayat
pemberian ASI ekslusif (p=0,000, OR 10,09), pola asuh makan (p=0,000, OR 9,11),
penyakit infeksi (p=0,000, OR 5,46), status imunisasi (p=0,044, OR 4,41),
pendapatan keluarga (p=0,000, OR 16,15) dan sanitasi lingkungan (p=0,000, OR
13,05) dengan kejadian stunting. Tidak terdapat hubungan antara riwayat BBLR
(p=0,93, OR 3,24) dengan kejadian stunting. Faktor sanitasi lingkungan adalah faktor
dominan terhadap kejadian stunting dengan POR 22,39. Hasil penelitian kualitatif
pelaksanaan penanganan stunting sudah optimal namun masih perlu pembenahan
pelaksanaan kegiatan dan kerjasama lintas terkait. Kesimpulan penelitian adalah ada
hubungan bermakna antara riwayat pemberian ASI ekslusif, pola asuh makan,
penyakit infeksi, status imunisasi, pendapatan keluarga dan sanitasi lingkungan
terhadap kejadian stunting, dengan faktor paling berpengaruh adalah sanitasi
lingkungan. Bagi puskesmas dan sektor terkait agar dapat meningkatkan kerjasama
dalam percepatan penurunan stunting.
Download From Google Drive