Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kematian Maternal di Pasaman Barat Tahun 2023
Categorie(s):
Tesis
Author(s):
Alya, Nofriyanti
Advisor:
Nurhayati
Adriani
Adriani
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Faktor, Kematian Maternal.
DOI:
-
Abstract :
Salah satu indikator utama keberhasilan kesehatan di suatu negara adalah Angka
Kematian Ibu (AKI). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tercatat
selama tahun 2022 terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 15 kasus dan angka ini
meningkat di tahun 2023 menjadi 16 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi kematian maternal di Pasaman Barat.
Penelitian ini adalah penelitian mix method, dengan desain case control.
Penelitian dilakukan pada Maret 2024 di Kabupaten Pasaman Barat. Populasi adalah ibu
bersalin resiko tinggi dan kasus kematian maternal yaitu 31 orang. Pengambilan sampel
adalah 1:2 dengan demikian jumlah sampel adalah 31 kasus control dan 62 kasus control
dengan total sampel 93 orang. Informan penelitian adalah kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga, Kepala Puskesmas, Bidan
Koordinator dan keluarga pasien dengan jumlah 8 orang. Data dikumpulkan dengan cara
wawancara dan telaah dokumen. Data diolah dan dianalisa secara komputerisasi dengan
menggunakan uji Chi Square. Analisa kualitatif dilakukan dengan proses triangulasi.
Hasil penelitian didapatkan p value 0.007 (usia), 0.028 (paritas), 0.016 (jarak
kehamilan), 0.002 (riwayat penyakit), 0.003 (riwayat persalinan) dan 0.00001
(komplikasi obstetrik). Hasil penelitian kualitatif diketahui bahwa jumlah SDM sudah
mencukupi namun masih kompetensi masih perlu ditingkatkan, masih banyak ditemukan
ibu hamil yang usia diatas 35 tahun dan memiliki anak lebih dari 3, lebih dari separuh
responden memiliki BPJS mandiri. Berdasarkan capaian pelayanan antenatal diketahui
bahwa hanya 67,1% yang kontak pertama di kehamilan kurang dari 12 minggu serta
55,2% ibu hamil mendapatkan pelayanan kehamilan 1 kali di trimester I, 2 kali di
trimester II dan 3 kali di trimester II. Tenaga Kesehatan sudah upaya preventif seperti
KIE, penyuluhan dan sweeping ibu hamil trimester I untuk untuk mencegah angka
kesakitan dan kematian maternal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia,
paritas, jarak kehamilan, riwaya penyakit, riwayat persalinan dan komplikasi obstetric
dengan ibu bersalin resiko tinggi. Disarankan kepada semua bidan desa dan bidan
puskesmas dapat meningkatkan pelayanan antenatal, melaksanakan sweeping ibu hamil
dan meningkatkan capaian akseptor KB.
Kematian Ibu (AKI). Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman Barat tercatat
selama tahun 2022 terjadi kematian ibu melahirkan sebanyak 15 kasus dan angka ini
meningkat di tahun 2023 menjadi 16 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi kematian maternal di Pasaman Barat.
Penelitian ini adalah penelitian mix method, dengan desain case control.
Penelitian dilakukan pada Maret 2024 di Kabupaten Pasaman Barat. Populasi adalah ibu
bersalin resiko tinggi dan kasus kematian maternal yaitu 31 orang. Pengambilan sampel
adalah 1:2 dengan demikian jumlah sampel adalah 31 kasus control dan 62 kasus control
dengan total sampel 93 orang. Informan penelitian adalah kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat, Sub Koordinator Kesehatan Keluarga, Kepala Puskesmas, Bidan
Koordinator dan keluarga pasien dengan jumlah 8 orang. Data dikumpulkan dengan cara
wawancara dan telaah dokumen. Data diolah dan dianalisa secara komputerisasi dengan
menggunakan uji Chi Square. Analisa kualitatif dilakukan dengan proses triangulasi.
Hasil penelitian didapatkan p value 0.007 (usia), 0.028 (paritas), 0.016 (jarak
kehamilan), 0.002 (riwayat penyakit), 0.003 (riwayat persalinan) dan 0.00001
(komplikasi obstetrik). Hasil penelitian kualitatif diketahui bahwa jumlah SDM sudah
mencukupi namun masih kompetensi masih perlu ditingkatkan, masih banyak ditemukan
ibu hamil yang usia diatas 35 tahun dan memiliki anak lebih dari 3, lebih dari separuh
responden memiliki BPJS mandiri. Berdasarkan capaian pelayanan antenatal diketahui
bahwa hanya 67,1% yang kontak pertama di kehamilan kurang dari 12 minggu serta
55,2% ibu hamil mendapatkan pelayanan kehamilan 1 kali di trimester I, 2 kali di
trimester II dan 3 kali di trimester II. Tenaga Kesehatan sudah upaya preventif seperti
KIE, penyuluhan dan sweeping ibu hamil trimester I untuk untuk mencegah angka
kesakitan dan kematian maternal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh usia,
paritas, jarak kehamilan, riwaya penyakit, riwayat persalinan dan komplikasi obstetric
dengan ibu bersalin resiko tinggi. Disarankan kepada semua bidan desa dan bidan
puskesmas dapat meningkatkan pelayanan antenatal, melaksanakan sweeping ibu hamil
dan meningkatkan capaian akseptor KB.