Determinan Kejadian Stunting Pada Balita Di Asia Selatan Dan Asia Tenggara Tahun 2022 (Meta-Analisis)
Categorie(s):
Tesis
Author(s):
Jamil, Nurasiah
Advisor:
Sulung, Neila
Silvia
Silvia
ISSN/ISBN:
-
eISSN/eISBN:
-
Volume:
-
Keyword(s):
Stunting, Determinan, Meta-analisis.
DOI:
-
Abstract :
Latar Belakang: Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh
asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF,
stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan,
dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga
(stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Target
WHO untuk kejadian stunting yaitu kurang dari 20%.
Metode: Menggunakan Meta Analysis melalui database PubMed, Google
Schoolar dan ScienceDirect diperoleh 33 artikel studi penelitian yang relevan, 3
desain Cohort Study 10 desain Cross Sectional dan 30 desain Case-control.
Metode penelitian ini adalah meta-analisis dengan analisis fixed effect model atau
random effect model untuk menganalisis beberapa penelitian dengan
menggunakan pendekatan sistematis dan teknik statistik untuk mengidentifikasi,
menilai dan menggabungkan hasil penelitian ilmiah relevan dengan untuk
mencapai kesimpulan yang lebih kuat.
Hasil: Hasil dari telaah ditemukan nilai pooled effect size pada Sanitasi dengan
OR 2.04 (CI 95%: 0.91-4.58), ASI Eksklusif dengan OR 1.16 (CI 95%: 1.19-
2.18), Berat Badan Lahir Rendah dengan OR 1.68 (CI 95%: 1.36-2.06), Penyakit
Infeksi dengan OR 1.47 (CI 95%: 1.12-1.93), Ketahanan Pangan dengan OR 1.47
(CI 95%: 1.26-1.72). variabel paling signifikan dalam penelitian ini adalah
variabel sanitasi.
Kesimpulan: Determinan yang paling berpengaruh adalah sanitasi sehingga perlu
peningkatan promosi kesehatan atau health education terhadap sanitasi
lingkungan, peningkatan akses air bersih, jamban sehat dan PHBS.
asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Hal ini terjadi karena asupan makan
yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun. Menurut UNICEF,
stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan,
dengan tinggi di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga
(stunting kronis) diukur dari standar pertumbuhan anak keluaran WHO. Target
WHO untuk kejadian stunting yaitu kurang dari 20%.
Metode: Menggunakan Meta Analysis melalui database PubMed, Google
Schoolar dan ScienceDirect diperoleh 33 artikel studi penelitian yang relevan, 3
desain Cohort Study 10 desain Cross Sectional dan 30 desain Case-control.
Metode penelitian ini adalah meta-analisis dengan analisis fixed effect model atau
random effect model untuk menganalisis beberapa penelitian dengan
menggunakan pendekatan sistematis dan teknik statistik untuk mengidentifikasi,
menilai dan menggabungkan hasil penelitian ilmiah relevan dengan untuk
mencapai kesimpulan yang lebih kuat.
Hasil: Hasil dari telaah ditemukan nilai pooled effect size pada Sanitasi dengan
OR 2.04 (CI 95%: 0.91-4.58), ASI Eksklusif dengan OR 1.16 (CI 95%: 1.19-
2.18), Berat Badan Lahir Rendah dengan OR 1.68 (CI 95%: 1.36-2.06), Penyakit
Infeksi dengan OR 1.47 (CI 95%: 1.12-1.93), Ketahanan Pangan dengan OR 1.47
(CI 95%: 1.26-1.72). variabel paling signifikan dalam penelitian ini adalah
variabel sanitasi.
Kesimpulan: Determinan yang paling berpengaruh adalah sanitasi sehingga perlu
peningkatan promosi kesehatan atau health education terhadap sanitasi
lingkungan, peningkatan akses air bersih, jamban sehat dan PHBS.