Search Repository Universitas Fort De Kock

Manajemen obat rumah sakit merupakan unsur penting dalam fungsi manajerial rumah sakit. Dari hasil observasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi ditemukan masalah manajemen obat, antara lain ada obat kadaluarsa dan obat kosong yang dapat mengganggu pemenuhan kebutuhan obat pada pelayanan pasien di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, menggunakan pedoman wawancara mendalam dan triangulasi data. Pemilihan informan dengan cara purposive sampling. Informan kunci dalam penelitian ini adalah kepala Instalasi farmasi, informan lainnya yaitu Direktur Rumah Sakit, penanggung jawab gudang obat, penanggung jawab pengadaan obat, penanggung jawab pengelola obat dan 4 orang pasien penerima layanan. Penyajian dan analisis data dalam bentuk tabel dan uraian tekstual. Hasil penelitian yang didapat proses manajemen obat yang dilaksanakan secara umum sesuai pedoman yang ada, namun dalam hal penyimpanan obat perlu adanya perluasan Gudang obat untuk menjamin kualitas obat. Sistim perencanaan obat juga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kekosongan obat dan obat kadaluarsa dengan cara memasukkan semua pelaporan obat ke dalam aplikasi Sistim Informasi Rumah Sakit. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara umum manajemen pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Dr.Achmad Mochtar Bukittingi sudah sesuai pedoman. Namun untuk mengantisipasi terjadinya kekosongan obat dan obat kadaluarsa saran bagi pihak manajemen RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi agar membentuk Tim perencanaan obat terpadu. Untuk Instalasi Farmasi dalam perencanaan obat agar memasukkan semua pelaporan obat ke SIM RS sehingga data yang diperlukan untuk perencanaan obat lebih akurat dan dapat lebih cepat di akses.

Hospital drug management is an important element in hospital managerial functions. From the results of observations at the Pharmacy Installation of Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Hospital, drug management problems were found, including expired drugs and empty drugs which could interfere with meeting drug needs in patient services at the Hospital. This study uses a qualitative research design with a descriptive approach, using in-depth interview guidelines and data triangulation. Selection of informants by purposive sampling. The key informant in this study was the head of the pharmaceutical installation, other informants were the Hospital Director, the person in charge of the drug warehouse, the person in charge of drug procurement, the person in charge of drug management and 4 patients receiving services. Data presentation and analysis in the form of tables and textual descriptions. The results of the research obtained by the drug management process carried out in general according to existing guidelines, but in terms of drug storage, it is necessary to expand the drug warehouse to ensure drug quality. The drug planning system also needs to be considered so that there are no drug vacancies and expired drugs by entering all drug reporting into the Hospital Information System application. Based on the results of the study, it can be seen that in general the management of drug management in the Pharmacy Installation of Dr. Achmad Mochtar Bukittingi General Hospital is in accordance with the guidelines. But to anticipate the occurrence of drug vacancies and expired drugs it is recommended for the management of Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Regional General Hospital to form an integrated drug planning team, for Pharmacy Installation, to include all drug reports in the SIM RS. This will ensure more accurate data for drug planning and faster access to the necessary information.